watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

MANFAAT DIPERKOSA

Saya merupakan karyawan swasta yang
bergerak di bidang hiburan, kata tepatnya internet
gaming centre di kawasan elite perumahan Kelapa
Gading. Nama saya Alex, usia saya bulan depan
24 tahun dengan tinggi badan 175 cm. Postur
badan saya standar sama seperti laki-laki
Indonesia, mungkin karena saya suka kebugaran
yang biasa saya lakukan kalo ada waktu
senggang sehingga otot-otot di tubuh saya
terlihat menonjol meskipun tidak sebesar Ade
Ray, tapi cukuplah membuat seorang wanita
untuk memperhatikannya ditambah lagi wajah
saya yang terbilang lumayan mengoda wanita-
wanita.
Pemilik usaha ini adalah seorang wanita yang
kira-kira berusia 29 tahun dan belum menikah,
namanya Sonia. Kriterianya tinggi badan 168 cm,
ukuran buah dada 32A cukup mengiurkan untuk
setiap laki-laki normal yang meliriknya. Struktur
tubuh yang sangat mengairahkan dengan
perpaduan bongkahan pantatnya yang sangat
menantang, mungkin karena Bu Sonia rajin ikut
senam aerobik yang membuat lekuk tubuhnya
sungguh bagus dipandang mata.
Kepadatan buah dadanya yang membusung dan
bongkahan pantatnya yang bulat sempurna
terkadang membius laki-laki yang menatap
caranya berjalan. Rambutnya yang lurus turun
sebahu dengan rambut halus yang menjalar di
lehernya yang jenjang, bibir sensualnya yang
selalu dibalut lipstik pink membuat imajinasi setiap
laki-laki ingin merasakan penis mereka dihisap
oleh bibir manis milik Bu Sonia.
Saya berkerja sama Bu Sonia sebagai orang yang
menyediakan laporan keuangan tentang
perkembangan usahanya ini. Hampir setiap hari
saya selalu pulang terakhir dan Bu Sonia selalu
menunggu saya hingga ia dapat hasil dari
usahanya perhari. Kekesalan saya terhadap Bu
Sonia adalah karena dia orangnya terlalu kikir
terhadap karyawannya, tidak memperdulikan
kesejahteraan hidup karyawannya, dan masih
banyak hal yang ia lakukan terhadap karyawan-
karyawan yang lain.
Memang sudah lama saya menunggu satu
kesempatan yang selama ini telah saya rencanain,
tapi selalu saja gagal karena setiap ingin saya
jalankan rencana ini selalu saja ada gangguan dari
kakaknya yang telah berkeluarga.
Hingga suatu hari tepatnya hari Senin malam
setelah sekitar jam 12 malam, waktu itu saya dan
Bu Sonia sedang berada di ruangan kerja saya
dan sedang menyelesaikan tugas saya. Sampai
akhirnya terlintas pikiran jahat saya ingin berbuat
sesuatu terhadap Bu Sonia atas segala
kelakuannya dan atas kesombongannya yang
beranggapan bahwa segalanya dapat dibeli
dengan sejumlah uang yang ia miliki.
Malam ini Bu Sonia memakai baju kemeja putih
yang terbuat dari bahan yang lumayan tipis
hingga terlihat dengan jelas dua katup penyangga
susunya yang berukuran 32A, sedangkan
bawahannya Bu Sonia mengenakan celana putih
ketat. Pokoknya penampilan Bu Sonia sungguh
mengiurkan dengan tonjolan susunya yang
menyembul menantang serta bongkahan
pantatnya yang padat memperlihatkan setiap
lekukan-lekukan yang terlihat setiap Bu Sonia
berjalan. Kesempurnahan tubuhnya ia dapatkan
karena Bu Sonia adalah salah satu membership di
salah satu pusat kebugaran yang berada kawasan
Kuningan, Jakarta.
”Lex… tumben kenapa sih kamu lama banget sih
selesaiin pembukuan harian kamu ini… Gak becus
banget sih kerjanya… huu…” omel Bu Sonia
dengan nada yang tinggi tepat di hadapan meja
kerjaku.
”Sabar dong Bu… saya juga mau buru-buru
selesai… tapi inikan masalah keuangan tidak bisa
cepat-cepat mengerjakannya…” jawabku sambil
menatap matanya dan berkata dalam hati bahwa
nanti sebentar lagi dia gak bakal bisa berlagak
sombong dihadapanku, malah mungkin dia yang
akan menjadi budak nafsuku dan menuruti segala
apa yang aku perintahkan.
”Kamu kok memandang saya dengan tatapan
seperti itu Lex, seperti orang yang hendak
memperkosa saya saja…” kata Bu Sonia dengan
nada yang masih meninggi dengan
memperlihatkan kekuasaaannya sebagai seorang
owner.
”Trus memangnya kenapa Bu Sonia… kalaupun
saya memperkosa anda sekarang!!! Saya rasa tak
akan ada satu orangpun mengetahui bahwa Bu
Sonia dan saya masih berada disini” jawabku
dengan nada yang meninggi pula sambil
menghampiri Bu Sonia yang mulai melangkah
mundur karena merasa dirinya mulai terancam
atas perkataan yang aku lontarkan.
”Alex… kamu jangan coba macam-macam yah
sama saya. Saya akan berteriak, kalau kamu
coba-coba berbuat sesuatu sama saya” kata Bu
Sonia sambil melangkah mundur hingga
tubuhnya menabrak tembok yang tepat
dibelakangnya.
”Silakan, kalau Bu Sonia hendak berteriak, apa Bu
Sonia lupa sekarang kita berada dimana,
mungkinkah orang-orang akan mendengar suara
teriakan Bu Sonia” kataku sambil berjalan
mendekatinya.
”Semua yang Bu Sonia lakukan hanyalah
membuang-buang tenaga Bu Sonia saja, lebih
baik nikmati apa yang akan Bu Sonia terima dari
saya, hahahahaha….” sambungku sambil tertawa
merasa suspectku ketakutan.
Saat itu aku bersama Bu Sonia berada di lantai 3
ruko tempat usahanya. Bagaimana kerasnya
teriakan Bu Sonia tetap saja orang yang berada di
luar takkan dapat mendengarnya, karena selain
aku dan Bu Sonia ada di lantai 3, juga ruko ini di
bangun dengan fasilitas kedap suara.
Aku bisa liat dari mata Bu Sonia yang semakin
lama semakin ketakutan. Ketakutan yang semakin
menjalar di dalam sekujur tubuhnya, tatapan
mata yang seakan memohon sebuah
pengampunan, langkah kaki yang mulai tertatih
karena ketakutan yang dirasakan oleh wanita
cantik itu.
”Lex… tolong kamu pikir-pikir kembali segala
tindakan yang akan kamu perbuat. Saya tidak
akan melaporkan ke polisi bila kamu mau
melepaskan saya, dan saya akan memberikan
uang berapapun yang kamu minta” kata Bu Sonia
yang masih saja tetap menyombong, karena ia
mengira segalanya dapat ia beli dengan uang
yang ia miliki.
”Hahahahaha… apakah Bu Sonia pikir saya akan
mempercayai segala apa yang ibu katakan,
setelah apa yang saya liat tentang kelakuan ibu
terhadap orang-orang kecil yang rendahkann”
jawabku sambil mengeluarkan sebilah belati yang
udah aku siapkan sedari tadi.
Aku berjalan menghampiri Bu Sonia dan
kemudian menempelkan belati tersebut pada
lehernya dan mengancam akan berbuat hal yang
nekad terhadapnya.
”Ibu Sonia sebaiknya menuruti apa yang saya
minta… bila Bu Sonia tidak berkerjasama atau
tidak menuruti apa keinginan saya, maka jangan
salahkan saya bila saya berbuat nekad bahkan
melebihi apa yang terlintas di benak Bu
Sonia…”ancamku agar Bu Sonia menuruti segala
keinginanku.
”Memangnya kamu mau apa… dan apa yang
kamu inginkan dari saya…” tanya Bu Sonia
dengan nada yang tinggi seakan-akan dia merasa
bahwa dia masih bisa mengendalikan aku.
”Hai… kamu jangan merasa sok berkuasa
sekarang di depanku…” bentakku yang gak mau
kalah suara dengan Bu Sonia, karena aku tahu
sekarang dia sedang ketakutan setelah aku
melontarkan ancaman demi ancaman.
”Sekarang… kamu mau tidak menuruti
kemauanku” tanyaku sekali lagi dengan nada
yang membesar dari yang sebelumnya.
”Ookkee… saya ikutin apapun yang kamu
perintahin Lex, asalkan saya di bebaskan…”
akhirnya Bu Sonia memelankan nada suaranya,
setelah merasa tindakan yang ia ambil akan
mengakibatkan hal yang lebih fatal terhadap
dirinya.
”Sekarang… kalau Bu Sonia sudah menyadari atas
posisi Bu Sonia… baguslah dan saya juga tidak
akan bertindak secara kasar terhadap ibu…
asalkan Bu Sonia pun mau menjadi budak nafsu
saya malam ini” sahutku sambil menghampiri
posisi Bu Sonia yang berdiri mematung
dihadapanku dan mengelilinginya.
”Apaaa… kamu bilang… jangan bermimpi saya
mau tidur dengan kamu… apalagi menjadi budak
nafsu kamu malam ini…” katanya dengan nada
yang tinggi lagi.
”Heeyyy…. gak usah kamu sok galak lagi
dihadapanku, simpan tenaga kamu baik-baik,
kalau kamu tidak mau aku jamin kamu tidak bakal
bisa lihat matahari terbit besok, mau kamu…
sekarang aku tanya sekali lagi dan aku gak bakal
tanya untuk kedua kalinya” bentakku tepat
dihadapan muka Bu Sonia, sehingga bisa kulihat
sekujur tubuhnya gemetaran karena seumur
hidup belum pernah dirinya di maki-maki sama
orang lain.
Namun Bu Sonia tidak menjawab pertanyaan
yang aku lontarkan kepadanya melainkan hanya
mengangguk pelan yang menandakan bahwa ia
menyetujui segala yang aku ingini.
”Sekarang kamu buka baju kamu satu persatu
hingga sisain BH dan celana dalam kamu saja”
kataku mulai memberi perintah.
”Buka sekarang” bentakku saat dia hanya diam
mematung saja dihadapanku.
Satu demi satu perlahan-lahan Bu Sonia mulai
melepaskan baju dan celana yang dia pakai.
Dengan liang air mata Bu Sonia masih
mengharap belas kasih dariku, tapi semua itu
sudah percuma sekarang di otakku cuman ingin
ngentotin memek Bu Sonia yang membuatku
penasaran walaupun masih terbungkus rapat
dibalik celana dalam berendanya yang berwarna
putih. Gumpalan memeknya begitu mengoda
hingga terasa kontolku sudah mengeras dan
melejit dari celah pinggir celana dalamku. Tanpa
ingin membuang waktu lebih lama lagi, kubuka
celana panjang dan kemeja kerjaku dan hanya
tinggal celana dalam yang belum aku buka.
”Sekarang kamu merangkak kesini…” perintahku
pada atasanku yang cantik itu.
”Saya mohon Lex… ampuni segala kesalahan
yang pernah saya lakuin… saya mohon…. saya
akan berikan berapapun uang yang kamu
inginkan… asal kamu mau lepasin saya…” iba Bu
Sonia di hadapanku sambil menangis memohon.
Tanpa menjawab segala pertanyaannya, aku
melayangkan tangan sebelah tangan kananku dan
mendarat di pipi kirinya dan..
”Plaak…”
Pipi yang putih mulus tanpa cacat itu memerah
dalam sekejap.
”Sekali lagi kamu… membanggakan soal kekayaan
yang kamu miliki maka aku gak segan-segan
menamparmu atau bahkan memukulmu, cepat
lakukan apa yang tadi aku minta dan jangan
sampai pipi sebelah kananmu juga merasakan
tamparan tanganku, cepat….” ancamku dengan
nada tinggi.
Perlahan-lahan Bu Sonia mulai berjalan
merangkak dihadapanku, dan menatap ke arahku
untuk menunggu sebuah perintah selanjutnya.
Layaknya seekor kontol yang menunggu perintah
dari majikannya.
”Buka celana dalamku, pakai mulutmu jangan
pakai tangan tahu” perintahku setelah muka Bu
Sonia tepat berada di depan celana dalamku.
Tangan kiriku kini mendarat di pipi kanannya saat
dia membuka celana dalamku memakai
tangannya.
”Plaak…”
”Gobloook… kamu tuli yah, aku bilang buka pakai
mulut kamu, bukannya pakai tangan kamu…
tolol…” maki-makiku terhadapnya sambil
kulepaskan pengait BH berenda berwarna putih
yang dikenakannya dan kemudian kulepaskan
dari tubuh wanita yang sangat putih mulus itu.
Kupakai BH itu untuk mengikat kedua tangannya
ke belakang layaknya seorang tahanan perang.
Akhirnya Bu Sonia tidak berani lagi membantah
segala yang aku perintahkan dan melakukan
segala yang aku suruhkan kepadanya. Dengan
bibirnya yang mungil dan tipis ia berusaha
menurunkan celana dalamku. Ketika celana dalam
itu ditariknya dengan mulutnya ke bawah, tepat di
depan mukanya kontolku yang sudah keras itu
keluar dengan paksa dan menampar tepat di
keningnya.
”Masukkan kontol ini ke dalam mulut kamu dan
kamu sepong kontol ini, aku yakin kamu nanti
juga menikmati kontol laki-laki, karena kamu
adalah perawan tua” perintahku sambil
memegang kepalanya dengan tangan kiriku dan
tangan sebelah kananku menutup lubang
hidungnya karena Bu Sonia berusaha merapatkan
mulutnya.
Ketika tiba-tiba Bu Sonia membuka mulutnya
karena tidak kuat menahan nafas, langsung
dengan cepat kusodokkan kontol itu ke dalam
mulut mungilnya hingga kurasakan kepala
kontolku mentok di tenggorokannya.
”Aaarkh…” suara Bu Sonia saat kusodokkan
kontol itu ke dalam mulutnya yang mungil.
”Sekarang emut kontol ini kalo tidak kamu tahu
sendiri akibatnya” ancamku ke Bu Sonia.
”Baaiikk… saya akan menuruti segala keinginnan
kamu… asal jangan kamu ambil keperawanan
saya. Kamu boleh pakai mulut saya untuk
memuaskan nafsu kamu…” pinta Bu Sonia
memohon untuk tidak merusak ’segel’
perawannya.
”Oke aku tidak bakal ngentotin memek kamu
yang perawan, asalkan kamu mau puasin aku
hingga aku benar-benar puas sama kamu”
seruku menyetujui permintaan wanita itu.
Karena kulihat Bu Sonia mau melakukan oral sex
dengan memakai mulutnya, maka aku bukakan
ikatan tali BHnya pada kedua tangannya, lalu
dengan sigap dia menggenggam batang kontolku
dan mulai mengocok-ngocok pelan kontol itu
kemudian tak berapa lama mulai dijilati lalu
dihisap-hisapnya. Terkadang terasa ngilu di atas
kepala kontolku kalau lubang kencingnya dihisap
oleh Bu Sonia.
Gerakan Bu Sonia semakin lama semakin mahir
dalam menyetubuhi kontolku dengan mulutnya.
Mulut wanita itu yang terbilang mungil tampak
terisi penuh oleh kontolku yang lumayan besar
serta berurat di batangannya. kontol itu terkadang
diselipin di sela gusi sebelah kanan lalu berganti
tempat, demikian seterusnya.
Cukup lama adegan terlarang ini aku lakukan
dengan Bu Sonia yang telah mulai terlihat
bernafsu, deru nafasnya semakin tidak beraturan
kala tanganku meremas susunya yang kencang
dan kuyakin belum pernah terjamah oleh laki-laki
manapun di dunia ini. Pentil-pentilnya terasa
begitu mengeras dan tampak berwarna merah
jambu. Merasa dalam posisi ini aku hanya fakum
tak banyak bergerak, maka kemudian kusuruh Bu
Sonia untuk merubah posisi menggantinya
dengan gaya 69 yang paling aku gemarin. Tanpa
banyak membantah Bu Sonia langsung merubah
posisinya yang tadi dan sekarang mengangkangi
mukaku. Namun tanpa diperintahkan kini Bu
Sonia kembali memasukkan kontolku ke dalam
mulutnya melanjutkan ‘PR’nya yang belum
selesai tadi. Sekarang aku bisa menatap dengan
jelas daging cembung yang membelah namun
masih tertutup rapat oleh celana dalam yang
dikenakannya, lalu mulai kujilati memek itu meski
masih dari luar celana dalamnya.
Tercium olehku bau yang sangat khas sekali dan
sangat merangsang begitu hidungku mendekati
celana dalam wanita itu. Setelah beberapa saat
menciumi, menjilati, dan menggelitiki memek
perawan itu dari luar celana dalamnya, aku
perlahan mulai menurunkan dan akhirnya
menarik lepas penutup ‘gua’ terlarang wanita itu.
Tampak olehku cairan lendir bening tertarik
memanjang menempel pada celana dalam Bu
Sonia ketika kutarik turun. Kujulurkan lidahku
memotong cairan memanjang itu dan kurasakan
rasa asin pada lidahku yang enak sekali. Wanita
itu tampak sudah sangat terangsang oleh
permainan yang baru pertama kali ini dilakukan
sepanjang hidupnya itu.
Kini dengan sangat jelasnya tampak olehku ‘gua’
terlarang wanita itu yang dirambati oleh ‘tanaman
rambat’ berwarna hitam pekat dan tumbuh
dengan sangat suburnya menutupi lubang ‘gua’
yang masih perawan dan belum pernah dimasuki
oleh siapapun itu. Perlahan dengan kedua
tanganku mulai kubuka celah sempit itu setelah
sebelumnya kusibakkan terlebih dahulu bulu-bulu
jembutnya yang panjang-panjang dan sangat
lebat itu. Kujilati dengan penuh nafsu yang
menggebu sampai akhirnya lidahku menyentuh
ke itilnya. Sementara itu Bu Sonia tampak begitu
menikmati kontolku yang terus keluar masuk
mulutnya. Jilatan demi jilatan terus kulancarkan ke
memeknya hingga beberapa saat kemudian Bu
Sonia mulai mendesah mengeluarkan suara yang
tertahan karena malu, karena sekarang ia dalam
keadaan diperkosa yang walaupun akhirnya ia tak
dapat pungkiri kenikmatan birahi yang ia dapatkan
dari karyawannya sendiri.
Akhirnya desahan yang bersamaan dengan hawa
nafsunya itu pun tak tertahankan lagi, desahannya
kini tanpa malu malu lagi ia keluarkan.
Setiap sudut memeknya kujilat tanpa satu sisipun
yang tertinggal. Memek Bu Sonia sekarang benar-
benar sudah banjir karena lendir kawinnya
mengalir tiada hentinya dari liang kemaluannya.
Kedua kakinya pun ia buka selebar mungkin agar
dapat kujilati seluruh isi memeknya yang tadi ia
pertahankan tak ingin disentuh oleh laki-laki lain
kecuali suaminya kelak nanti.
Kenyataannya sekarang adalah berbeda, sekarang
nafsu birahi disekujur tubuhnya memaksanya
menikmati pemerkosaan ini, meskipun di dalam
batinnya menolak namun nafsunya lebih besar
hingga ia pun kini kalah dengan nafsunya sendiri.
Kulihat Bu Sonia sudah dikuasai penuh oleh hawa
nafsunya dan kini dia juga sudah tidak bisa
mengontrol dirinya sendiri. Setelah aku merasa
bahwa wanita dihadapanku ini sudah siap untuk
disetubuhi lalu kuminta Bu Sonia untuk merubah
kembali posisi 69 menjadi posisi normal dimana
Bu Sonia tidur telentang dengan posisi kedua
pahanya membuka lebar.
Perlahan kuarahkan kontolku ke arah
selangkangannya. Wanita itu sadar akan situasi
yang tidak ia inginkan, Bu Sonia menahanku
dengan kedua belah kakinya. Namun akhirnya
dapat kukuasai dan malahan mempermudahku
untuk menyerang selangkangannya hingga
terbuka lebar tanpa dapat terlindungi lagi dari
hujaman kepala kontol yang botak itu yang mulai
menerobos masuk. Meskipun susah namun
berkat cairan kawinnya yang membuat licin
memeknya membantu kontolku untuk menyibak
belahan memek perawannya yang tadi tertutup
rapat.
”Jangan Lex… tadi kamu sudah janji tidak akan
melakukannya terhadap keperawanan saya ini…
tolong Lex… saya mohon belas kasihan darimu…”
katanya memelas.
”Saya tahu… tapi saya merasa iba terhadap Bu
Sonia yang sungguh-sungguh mendambahkan
sentuhan langsung laki-laki… sekarang saya ingin
membagi kenikmatan kontol saya buat Bu Sonia”
kataku santai.
”Aaaarrkkhh…. Lex… jjjaaanganan sssaaakiiitt….”
erang Bu Sonia pada saat kontolku mulai masuk
ke dalam memeknya.
Namun aku tidak langsung dengan cepat menarik
kembali karena Bu Sonia baru pertama kali, maka
aku diamkan sebentar di dalam agar kontolku
juga bisa merasakan pijitan-pijitan kecil yang
terjadi di dalam liang keperawanan Bu Sonia.
Selama 3 menitan aku diamkan kontolku di dalam
memeknya sambil kujilati lehernya yang putih
jenjang, wangi parfumnya yang sudah
bercampur dengan keringatnya membuatku
makin terangsang dan membuatku semakin
bergairah menjilati lehernya. Tak puas menciumi
dan menjilati lehernya, kuangkat kedua tangannya
ke atas lalu dengan sangat bernafsunya kuciumi
dan kujilati ketiaknya yang mulus dengan bulu-
bulu ketiaknya yang sudah dicukur bersih itu.
Kurasakan oleh hidungku aroma ketiak wanita
dewasa yang sangat khas dan itu semakin
mempertinggi nafsuku. Meskipun dari sisi
matanya berlinang air mata karena kehilangan
mahkotanya, namun Bu Sonia akhirnya dapat
menahannya dan mulai merasa suatu sensasi
kenikmatan yang belum pernah ia dapatkan
sebelumnya.
”Gimana Bu… masih sakit memeknya…” kataku
yang sedari tadi mengeluarkan kata-kata jorok
yang kuyakini terkadang dapat memancing birahi
Bu Sonia.
”Ssssstt… sssstt…” bukanlah jawaban yang
kudengar namun desahan nikmat yang
dikeluarkan oleh Bu Sonia.
Tanpa mau membuat Bu Sonia menunggu lama-
lama lalu aku tarik perlahan kontolku dan
kemudian kudorong kembali ke dalam
memeknya, demikian berulang ulang hingga
menimbulkan suara-suara khas dimana cairan
kewanitaan bertemu dengan cairan laki-laki. Setiap
kali kudorong kembali kontolku ke dalam
memeknya, maka desahan Bu Sonia pun
semakin kencang bersamaan dengan genggaman
tangannya yang memegang pantatku, seperti
hendak membantu menekan lebih kencang lagi.
”Gimana Bu Sonia… enakkan kontol saya ini…
jawab…” tanyaku sambil semakin gencar
menyerang lubang kawinnya dengan kontolku
hingga susunya bergerak-gerak seakan
kegirangan seiringan dengan sodokan kontolku.
”Ehhhmmmm… nnnaak… ennnakk…” jawabnya
bersamaan dengan desahan nikmatnya.
”Sekarang bilang kalau Bu Sonia suka banget
dientot sama kontol saya…” kataku.
”Aaaahh… please… please… fuck me more…
setubuhi saya lebih keras Lex… saya ssukka
banget kontol kamu oooohh…” racaunya
keenakan.
Karena tak tahan merasakan kenikmatan
persetubuhan yang dialaminya, tanpa sadar Bu
Sonia mengucek-ucek itilnya sendiri dengan nafsu
yang sangat menggebu.
”Wwwwwwuuuuhhhh….. itiiiiilkkuuuu… Aleeeex
itilkuu….ooohh Alexxx akuuuu tak taaaaahhaaaaan
akkkkuuuu mauuuuuu keluaaaarrr….” jeritnya
keras.
Hingga akhirnya kudapati sekujur tubuh Bu Sonia
mulai mengejang dan kedua lengan tangannya
memeluk erat pada leherku.
”Oooooooohhhhh… Aleeeeeeeeexx…
akkkuuuuuuu keluaaaaarrrrr…” rintih keras Bu
Sonia menggema di ruangan ketika mencapai
orgasme pertamanya dalam hidupnya dengan
sangat hebatnya.
Tubuhnya mengejang kedua kakinya terbujur
kaku dan sesaat memejamkan matanya dan
mulut mungilnya yang dihiasi lipstik merah muda
itu terbuka sedikit. Terasa begitu nikmat sekali
kontolku tersembur cairan kawin wanita yang
masih perawan, hangatnya cairan tersebut
membuatku mempercepat tempo
persenggamaan ini tanpa memperdulikan tubuh
Bu Sonia yang mulai kehilangan tenaga setelah
dilanda kenikmatan seks yang ia terima barusan.
Denyutan kecil mulai terasa di kelenjar kantung
kelaminku dan aku buru buru mencabut kontolku
dari dalam memek Bu Sonia, namun tiba tiba ada
tangan yang menahan pantat gue dan memaksa
kontolku tetap di dalam. Ternyata Bu Sonia yang
menahan dan menekan kontolku ke dalam
memeknya kembali. Dan..
”Croooot… crooot….”
Hingga tetesan terakhir tak tersisa kumuncratkan
pejuku dengan derasnya di dalam memeknya,
lalu aku merebahkan badanku tepat di samping
tubuh Bu Sonia sambil tetap susunya.
Seperti manusia yang sudah kemasukan setan Bu
Sonia kembali bangkit dan meraih batang
kontolku, kembali berusaha membangkitkan
kembali libidoku yang baru saja padam. Di kocok-
kocoknya batang kontol berulang-ulang,
dijilatinya kepala kontolku yang masih terasa
ngilu. Dari kepala kontol hingga anusku dijilati oleh
Bu Sonia dengan penuh birahi sehingga peju
yang tersisa bersih dia telan.
Kembali lagi kontol dikulum dan sekarang
mungkin lebih gencar dari sebelumnya. Aku
hanya tidur telentang sambil mengumpulkan
tenagaku dulu, kupegang kepalanya dengan
kedua tanganku dan kutekan kontolku hingga
terasa masuk ke dalam tenggorokannya, namun
wanita itu malah menikmatinya meski terkadang
Bu Sonia merasa kesusahan bernafas.
Hampir 10 menit Bu Sonia menggarap kontolku
dengan sangat buas. Layaknya binatang yang
dikurung bertahun-tahun dan melahap apapun
demi memuaskan rasa laparnya yang terbenam
selama ini.
”Aaaaahhh… saya mau keluar Bu… oooohh…..”
erangku hingga mungkin sama dengan teriakan.
Namun Bu Sonia bukan memperlambat
kemutannya tapi mempercepatkan gerakkannya
sambil menghisap lubang kencingku. Pejuku
keluar dan memuncrat tepat di dalam mulutnya.
Sungguh-sungguh Bu Sonia menikmati sensasi
seks ini meskipun kejadiaan ini bukan
keinginannya namun sesungguhnya telah lama
Bu Sonia mendambakan kenikmatan seks dengan
laki-laki dan bukan hanya berimajinasi saja.
Aku kembali merebahkan tubuhku setelah
tenagaku terkuras kembali. Sayup-sayup
kudengar suara shower kamar mandi menyala,
mungkin Bu Sonia ingin menyegarkan badannya
dulu setelah pertempuran yang sangat dahsyat
ini. Lalu aku mencoba tidur sebentar untuk
memejamkan mataku.
Sekitar 30 menit kemudian aku merasa perutku
lapar dan aku mencoba memakai baju dan turun
ke lantai dasar menuju dapur ruko tempat
kerjaku. Ketika sampai di dapur, kuliat Bu Sonia
dengan masih bertelanjang bulat membuatkan
makanan buatku. Kemudian nafsuku kembali
membara lagi setelah melihat sosok wanita yang
bertubuh sintal berisi tanpa sehelai benangpun
berdiri dihadapanku. Langsung kembali
kusetubuhi Bu Sonia di dalam dapur, tidak perduli
tempat langsung kembali kugaruk memeknya.
Sekarang hubunganku dan Bu Sonia bukanlah
antara boss dan karyawan namun sekarang aku
menjalin hubungan dengan dia. Segala kebutuhan
ditanggung oleh Bu Sonia semua termasuk dalam
hal seks. Kapan saja kalau aku mau Bu Sonia
selalu tidak pernah menolak untuk kusetubuhi,
malah terkadang disaat aku lagi sibuk menghitung
pendapatan perhari, Bu Sonia tanpa menanyakan
kepadaku dia langsung mengambil posisi jongkok
di bawah meja kerjaku dan mulai melakukan
aktivitasnya menyetubuhi kontolku hingga keluar.


Adult | GO HOME | Exit
1/8668
U-ON

inc Powered by Xtgem.com